Minggu, 01 Juli 2012

Manajemen Terpadu Balita Sakit Usia 1 hari-2 bulan
A.   Penilaian Tanda dan Gejala
Penilaian tanda dan gejala yang pertama kali dilakukan pada balita usia 1 hari-2 bulan adalah sebagai berikut:
1.      Menilai adanya kejang seperti riwayat kejan
tanda kejang : tremor yang disertai adanya penurunan kesadaran,terjadi gerakan yang tidak terkendali pada mulut,mata,atau anggota gerak lain,mulut mecucu,terjadi kelakuan pada seluruh tubuh tanpa adanya rangsangan,serta adanya tangis melengking secara tiba-tiba.

2.      Adanya tanda atau gejala gangguan napas
seperti adanya henti napas (apnea) lebih dari dari 20 detik,napas cepat >60 kali per menit,napas lambat < 30 kali per menit,tampak kebiruan (sianosis),adanya tarikan dada sangat kuat,pernapasan cuping hidung,serta selalu merintih.

3.      Adanya tanda atau gejala hipotermia
seperti penurunan suhu tubuh (<36,5 derajat celcius),kulit teraba dingin,mengantuk atau letargis,adanya gerakan tidak normal,serta kadang-kadang tubuh tampak kemerahan dan mengeras (sklerema).

4.      Adanya tanda atau gejala kemungkinan infeksi bakteri
seperti mengantuk atau letargi (tidak sadar),adanya tanda kejang,gangguan napas,malas atau tidak bisa minum,adanya kemerahan atau mengeras pada bagian tubuh (sklerema),ubun-ubun tampak cembung,suhu lebih dari 37,5 derajat celcius dan teraba panas atau suhu kurang dari 36 derajat celcius dan teraba dingin yang disertai tanda infeksi lainnya,adanya nanah yang keluar dari telinga,pysar tampak kemerahan dan meluas sampai ke kulit perut juga berbau busuk.
5.      Adanya tanda atau gejala ikterus
seperti adanya kuning pada hari ke-2 setelah lahir atau di temukan kuning pada usia 14 hari atau lebih,adanya kuning pada bayi yang kurang bulan,tinja berwarna pucat,serta kekuningan sampai ke lutut atau siku.

6.      Adanya tanda atau gejala gangguan saluran cerna
seperti adanya muntah segera setelah minum,muntah berulang,berwarna hijau,gelisah atua rewel dan peryt bayi tegang atau kembung teraba benjolan di perut,keluar air liur secara berlebihan,adnya darah dalam tinja tanpa diwertai dengan diare.Khusus pada bayi,dalam 48 jam pertama setelah lahir di temukan belum buang air besar lebih dari 24 jam terakhir,maka dicurigai tidak terdapat lubang anus.

7.      Adanya tanda atau gejala diare
seperti letargi atau tidak sadar,mata cekung,turgor buruk,gelsisah,rewel,serta diare lebih dari 14 hari disertai adanya darah dalam tinja dan tidak ada gangguan saluran cerna.

8.      Adanya tanda atau gejala kemungkinan berat badan rendah dan masalah pemberian ASI
seperti berat badan menurut usia dibawah garis merah,tidak bisa minum,atau tidak dapat melekat sama sekali,tidak menghisap sama sekali,ada celah bibir atau langit-langit,minim ASI kurang 8 kali per hari,mendapat minuman selain ASI,posisi bayi tidak benar,adanya bercak atau luka putih (thrush) di mulut.Khusus usia 28 hari bayi lahir sangat kecil atau berat badan kurang dari 2.000 gram (Depkes RI,1999).
                                                                    
B.   Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan
            Penetuan klasifikasi dan tingkat ini digunakan untuk menentukan sejauh mana tingkat kegawatan dari keadaan bayi yang dapat dari masin-masing tanda dan gejala yang ada di atas.Berikut iniadalah cara penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan.


Penentuan tindakan dan pengobatan :
1. Kejang
1.      Untuk mengatasi kejang,maka tindakandan pengobatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
·         Atur posisi bayi dengan kepala setengah tengadah (ekstensi) dan beri topangan pada daerah bawah bahu bila perlu.
·         Lakukan pembersihan jalan napas dengan melakukan suction atau penghisapan lender.
·         Lakukan pemberian oksigen melalui kateter nasal  atau nasal prong dengan kecepatan 2 liter per menit.
·         Apabila terjadi henti napas (apnea) lakukan resusitasi neonates.
2.      Atasi masalah kejang dengan pemberian obat anti kejang dengan ketentuan sebagai berikut.
·         Pilihan pertama,yaitu pemberian fenobarbital dengan dosis 30 mg 0.6 ml secara intramuscular dengan catatan 1 ampul 2 ml berisi 100 mg.
·         Pilihan kedua,yaitu pemberian diazepam dengan dosis apabila bayi berat badan kurang 2.500 gram diberikan 0,25 ml secara rectal dan apabila bayiberat lebih dari 2.500 gram diberikan 0,5 ml dengan ketentuan 1 ampul 1ml berisi 5 mg,atau 1 ampul 2 ml berisi 10 mg.
3.      Jika terjadi kejang berulang lakukan pemberian fenobarbital 1 kali dengan dosis 30 mg,0,6 ml secara intramuscular.
Jika terjadi tetanus neonaturum,berikan obat antikejang kedua,yaitu diazepam dan dosis pertama antibiotik penisilin prokain secara intramuscular,dengan ketentuan dosis sebagai berikut.
·         Pilhan pertama,yaitu pemberian ampisisilin dengan dosis 100 mg/kgBB/24 jam tambah kan 1,5 ml akuades steril ke botol 0,5 g (200 mg/ml) untuk pemberian pada bayi dengan berat badan 1.000-<2.000 gram sebanyak 0.5 ml,berat badan 2.000-<3.000 gram sebanyak 0,6 ml,berat badan 3.000-<4.000 gram sebanyak 0,8 ml,dan berat badan 4.000-<5.000 gram sebanyak 1 ml.
·         Pilihan kedua,yaitu pemberian penisilin prokain dengan dosis 50.000 unit/kgBB/24 jam,tambahkan akuades steril sebanyak 9 ml ke dalam vial yang berisi 3.000.000 unit,yang akan menjdi 10 ml dengan 300.000 unit/ml untuk pemberian pada bayi dengan berat badan 1.000-<2.000 gram sebanyak 0,3 ml,berat badan 2.000-<3.000 g sebanyak 0,4 ml,berat badan 3.000-<4.000 gram sebanyak 0,5 ml,dan berat badan 4.000-<5.000 gram sebanyak 0,7 ml.
4.      Apabila hanya ada riwayat kejang tanpa disertai dengan penurunan kesadaran,maka tidak perlu dilakukan pemberian obat anti kejang.
5.      Pertahankan kadar guia darah agar tidak turun dengan cara berikut.
·         Apabila bayi dapat menetek,anjurkan ibu untuk tetap meneteki bayinya
·         Apabila bayi tidak bisa menetek tetapi dapat menelan,maka berikan ASI peras dengan sendok atau diteteskan melalui pipet dan berikan rata-rata 50 ml sebelum di rujuk,apabila tidak memungkinkan,berikan pengganti susu atau air gula dengan cara melarutkan air gula  sebanyak 2 sendok the atau 10 gram ke dalam 1 gelas berisi air matang sebanyak 200 ml dan aduk sampai rata.
·         Apabila ditemukan bayi tidak bisa menelan,maka berikan 50 ml ASI peras atau susu pengganti atau air gula melalui pipa lambung,kecuali pada bayi dengan gangguan saluran cerna.
·         Apabila bayi ada gangguan saluran cerna,maka berikan infuse dekstrosa 5% sesuai dengan berat usia kemudian rujuk segera.Ketentuan pemberian dekstrosa 5% adalah usia sampai dengan 7 hari pada hari pada hari pertama 80 ml kemudian ditingkatkanmenjadi 20 mg/kg/hari,untuk usia 8-14 hari diberikan 150 ml/kgBB/hari,dan usia lebih dari 15 hari diberikan 200 ml/kgBB/hari.
6.      Anjurkan pada ibu agar mempertahankan bayi tetap hangat dengan cara mengeringkan bayi setiap kali basah,membungkus bayi dengan kain kering da hangat,memberikan tututp kepla atau dengan menggendong metode kangguru.
7.      Lakukan rujukan segera.



Gangguan pernafasan
Tindakan yang dapat dilakukan adalah:
1.bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen
2.apabila terdapat apnea lakukan resusitasi.
3.pertahankan kadar gula agar tidak turun.
4.berikan antibiotic dosis pertama.
5.pertahankan agar bayi tetap hangat.
6.lakukan rujukan segera.
2. Hipotermi
ü  Tindakan yang dapat dilakukan:
1.hangatkan tubuh bayi apabila penghangatan tetap tidak naik dalam 1jam maka lakukan   rujukan segera.
2.pertahankan kadar gula darah.
3.lakukan rujukan segera.
4.anjurkan ibu untuk menjaga bayi agar tetap hangat selama perjalan rujukan.

ü  Tindak Lanjut Masalah Hipotermi
Rencana tindak lanjut pada masalah ini dilakukan setelah 2 hari atau kunjungan ulang dengan menilai atau mengevaluasi masalah hipotermia melalui pengecekan masalah tersebut.Apabila dijumpai kalsifikasi hipotermi berat,maka lakukan sesuai dengan pedoman tindakan.Apabila hipotermia sedang,tanyakan kembali kepada ibu tentang cara menghangatkan,memandikan bayi dan memberikan ASI.Apabila ibu sudah melakukan semua pedoman tindakan tersebut secara benar,beritahu kemungkinan memiliki masalah lain dan atasi sesuai dengan pedoman tindakan .
Jika yang ibu lakukan belum seperti sebagaimana mestinya,anjurkan untuk mengulangi pemberian ASI,cara memandikan dan menghangatkan bayi sampai suhunya sudah stabil (>36,5 derajat celcius) atau tidak teraba dingin.Pujilah ibu dan anjurkan untuk meneruskan perawatan bayi.

3. Ikterus
Tindak Lanjut Masalah Ikterus Fisiologis
Apabila didapatkan klasifikasi ikterus patologis,maka lakukan tindakan dan pengobatan sesuai dengan rencana semula.Jika didapatkan ikterus fisiologis yang disertai kencing lebih dari 6 kali sehari semalam atau buang air besar yang lebih sering,maka ajari ibu cara menyinari bayi dengan cahaya matahari dan anjurkan untuk kunjungan ulang pada hari ke-14.Apabila disertai kencing kurang dari 6 kali sehari semalam atau buang air besar kurang,maka lakukan penilaian terhadap pemberian ASI dan lakukan tindakan sesuai dengan pedoman pengobatan atau tindakan.

4. Masalah pemberian ASI

Tindak Lanjut Masalah Pemberian ASI
Rencana tindak lanjut dalam masalah pemberian ASI dapat dilakukan sesudah 2 hari dengan mengadakan penilaian secara lengkap terhadap cara pemberian ASI serta menanyakan gangguan pemberian ASI yang ditemukan pada kunjungan pertama kali.Apabila bayi amapu menetek dengan baik,maka berikan motivasi pada ibu untuk meneruskan pemberian ASI.Aapabila terdapat gangguan ASI,maka lakukan rujukan segera.